BOLASPORT.COM – Pembalap Suzuki Ecstar, Joan Mir, mengungkapkan tantangan yang dialaminya untuk mempertahankan gelar juara yang dia raih pada MotoGP 2020.
MotoGP musim lalu tidak berjalan mudah bagi seorang Joan Mir.
Datang sebagai juara bertahan, Joan Mir justru kesulitan untuk merebut kemenangan dari awal sampai akhir musim.
Konsistensi yang menjadi ciri khas Mir masih terlihat pada musim lalu. Enam podium dibukukan pembalap asal Mallorca. Dia juga jarang finis di luar lima besar.
Baca Juga: Tak Cukup Motor, Marc Marquez Kuatkan Fisik dengan Berlatih Karting
Namun, posisi finis Mir tidak cukup tinggi untuk membawanya bersaing dengan Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) dan Francesco Bagnaia (Bagnaia).
Mir makin mendapat kritik pedas karena gagal membukukan satu pun kemenangan sepanjang musim lalu.
Jika digabung dengan musim 2020 ketika menjadi juara, Mir cuma sekali menang lomba. Ya, hanya satu lomba saja.
Mir sendiri menutup telinga dengan suara sumbang yang mengarah kepadanya.
Baca Juga: Dovizioso Mau Lebih Cepat daripada Rossi, Cukup 2 Bulan Saja Jadi Penggembira
Pembalap berusia 24 tahun itu berpendapat bahwa orang yang memandang remeh kesuksesannya karena jumlah kemenangan tidak mengerti soal dunia balap.
Mir percaya diri bisa meraih lebih banyak kemenangan andai tidak memikirkan persaingan perebutan gelar.
“Pada 2020 saya mengejar gelar dan kadang-kadang itu menyulitkan saya untuk mengambil risiko demi mendapatkan kemenangan,” kata Mir, dilansir dari Speedweek.
“Namun, saya mengakui, saya mengharapkan kemenangan lebih banyak setelah menunjukkan potensi dan biasa mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.”
Baca Juga: WithU Yamaha RNF Luncurkan Tim untuk MotoGP 2022, Target Tinggi Menanti Dovizioso dan Binder
Mir mengindikasikan tantangan ekstra yang harus dihadapinya karena Suzuki cuma memiliki tim pabrikan saja.
“Finis juga penting untuk memberi insinyur informasi bagus dalam mengembangkan motor,” ungkap Mir melanjutkan.
“Anda harus ingat bahwa Suzuki cuma punya dua pembalap di lintasan. Itulah kenapa selalu penting untuk menyelesaikan balapan.”
Suzuki merupakan salah satu pabrikan yang tidak memiliki tim satelit. Padahal keberadaan tim satelit penting untuk mendapatkan data ekstra dalam pengembangan.
Baca Juga: Casey Stoner Senang Dua Pembalap Australia Ngegas di MotoGP 2022
Pabrikan asal Hamamatsu tersebut sebenarnya sempat dirumorkan mencari tim independen untuk diajak bekerja sama.
Tim VR46 besutan Valentino Rossi kabarnya menjadi kandidat terkuat tim satelit Suzuki pada MotoGP.
Namun, kepergian menajer tim, Davide Brivio, pada tahun lalu membuat tim Suzuki kehilangan figur yang mampu menekan pejabat tinggi untuk mendukung proyek ini.
Sumber daya yang lebih sedikit pun membuat Suzuki rentan tersaingi ketika pabrikan lain sukses membuat peningkatan signifikan.
Baca Juga: Pengamat MotoGP Sorot Nasib Buruk Marc Marquez, Kans Jadi Juara Masih Ada Jika…
Mir lantas meredam masalah absennya tim satelit di skuad Suzuki. Menurutnya hal itu bukan masalah besar.
“Hal terpenting adalah kedua pembalap tim pabrikan mendapat material terbaik sehingga mereka berada dalam situasi yang mendukung untuk bersaing,” kata Mir.
“Akan tetapi, jika Anda tidak bisa berada dalam level tersebut, tidak masuk akal juga untuk menurunkan dua pembalap tambahan ke lintasan.”
Baca Juga: Andrea Dovizioso Diragukan Bisa Langsung Melejit pada MotoGP 2022
Note: This article have been indexed to our site. We do not claim legitimacy, ownership or copyright of any of the content above. To see the article at original source Click Here